Risiko Volatilitas Adalah

Perbedaan Volatilitas dan Fluktuasi

Perbedaan utama antara volatilitas dan fluktuasi adalah bahwa volatilitas merupakan ukuran statistik yang terukur secara matematis dan cenderung stabil selama periode waktu tertentu, sedangkan fluktuasi dapat bervariasi secara signifikan selama periode waktu tertentu dan tergantung pada faktor-faktor yang lebih kompleks.

Volatilitas adalah perubahan harga yang terjadi pada mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, BNB dan lainnya. Jadi, harga-harganya bisa berubah naik atau turun dengan cepat dalam waktu yang singkat.

Ada beberapa faktor yang bikin volatilitas di dunia crypto ini terjadi. Pertama, berita atau pengumuman penting tentang cryptocurrency bisa bikin harga langsung bergerak. Misalnya, kalo ada berita bagus tentang adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar, harga Bitcoin bisa naik tajam. Tapi, kalo ada berita buruk, harga bisa langsung jatuh.

Faktor kedua adalah likuiditas pasar. Jika jumlah transaksi yang terjadi di pasar crypto itu sedikit, maka harga-harganya bisa bergerak dengan gampang. Ini juga bisa bikin harganya jadi nggak stabil dan bisa berubah dengan tiba-tiba.

Volatilitas di pasar crypto ini bisa jadi peluang buat para trader. Mereka yang pintar dalam menganalisis pasar dan memprediksi harga bisa mendapatkan keuntungan dari volatilitas ini. Mereka bisa beli cryptocurrency saat harganya masih rendah dan jual saat harganya sedang tinggi.

Tapi, perlu diingat, volatilitas juga punya risiko. Harga cryptocurrency bisa jatuh dengan cepat, jadi bisa bikin kita rugi besar kalo nggak hati-hati. Makanya, penting banget buat kita paham dan nggak terburu-buru dalam memutuskan investasi.

Buat kamu yang baru terjun ke dunia crypto, volatilitas bisa terlihat menakutkan. Tapi, dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar, kita bisa menghadapinya. Jangan takut buat belajar lebih banyak tentang cryptocurrency dan gimana cara pasar bekerja sebelum kita mulai investasi.

Jadi, teman-teman, volatilitas adalah perubahan harga cryptocurrency yang bisa terjadi dengan cepat dan besar. Ini bisa jadi kesempatan buat kita mendapatkan untung, tapi juga punya risiko yang harus diwaspadai. Makanya, penting banget buat belajar dan paham tentang dunia crypto sebelum terjun ke dalamnya.

Itulah penjelasan sederhana tentang volatilitas dalam dunia cryptocurrency. Semoga artikel ini membantu kamu untuk memahami konsepnya.

Bagi yang sedang menggeluti dunia investasi dan keuangan, pengertian volatilitas adalah konsep yang penting untuk kamu pahami. Mengapa? Simak informasinya di bawah ini.

Volatilitas adalah alat untuk membantu kamu memahami seberapa jauh harga suatu aset bisa berubah dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya memberikan pengaruh pada keuntungan dan risiko sebuah investasi.

Berbicara tentang perubahan atau naik-turun harga, volatilitas kerap dikira sama dengan fluktuasi.

Namun, volatilitas ternyata melibatkan kompleksitas dan mencakup lebih banyak aspek daripada fluktuasi. Biar tidak bingung, yuk pahami lebih dalam tentang apa itu volatilitas!

Arti volatilitas adalah seberapa besar perubahan harga suatu sekuritas atau indeks pasar dalam suatu periode waktu.

Makin besar volatilitas, makin besar risiko yang terkait dengan produk atau aset investasi tersebut.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, volatilitas adalah cerminan naik-turun harga yang signifikan dan cepat pada aset atau pasar keuangan, seperti saham, mata uang, dan komoditas.

Jadi, ketika berbicara tentang volatilitas, kita sebenarnya membahas seberapa bergejolaknya pergerakan harga suatu instrumen keuangan dalam waktu tertentu.

Sebagai indikator potensi keuntungan

Volatilitas adalah indikator potensi keuntungan. Ketika harga berfluktuasi secara signifikan, ada peluang besar untuk mendapatkan keuntungan.

Namun, ini juga berarti risiko yang lebih tinggi. Investor harus mempertimbangkan keseimbangan antara potensi keuntungan dan risiko.

Apakah volatilitas selalu buruk?

Di satu sisi, volatilitas menciptakan ketidakpastian dan risiko kerugian. Namun di sisi lain, juga membuka peluang keuntungan bagi trader dan investor yang siap mengambil risiko.

Selain itu, volatilitas juga membantu harga aset mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.

Jadi, volatilitas tidak selalu buruk karena kita juga bisa mengambil manfaatnya sebagai peluang.

Pergunakan standar deviasi untuk membandingkan volatilitas ekuitas

Para investor dapat menggunakan data standar deviasi untuk mengukur volatilitas pasar ekuitas. Standar deviasi adalah sebuah pengukuran terhadap profil risiko suatu aset. Semakin rendah angkanya maka akan dianggap lebih baik, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa aset tersebut menunjukkan lebih sedikit volatilitas dengan pergerakan yang lebih stabil, yang berarti memiliki risiko investasi yang lebih rendah. Serta begitu pula sebaliknya.

Return dan standar deviasi – menilai lima sampel indeks ekuitas

Indikator volatilitas: standar deviasi tahunan

Kami telah membandingkan data volatilitas dan return dari lima sampel indeks ekuitas dalam rentang waktu 5, 10, dan 15 tahun2. Temuan kami adalah sebagai berikut:

Data di atas memperlihatkan bahwa bahkan di antara indeks saham terdapat perbedaan standar deviasi dan return yang signifikan. Karenanya, diversifikasi tetaplah krusial dalam pengelolaan volatilitas. Saat ini, para pekerja di Hong Kong mengalokasikan hampir 60% investasinya pada aset lokal3, dengan ekuitas Hong Kong mencakup 58% dari keseluruhan porsi tersebut. Meskipun pendekatan ini sesuai dengan prinsip investasi “jangan membeli kucing di dalam karung”, konsentrasi yang berlebihan kepada aset yang volatil dapat berujung pada fluktuasi nilai portofolio yang substansial, terutama di tengah terjadinya volatilitas pasar.

Faktor yang mempengaruhi volatilitas

Ada beberapa faktor utama penyebab terjadinya volatilitas sebagai indikator variasi harga suatu aset atau pasar.

Mulai dari faktor ekonomi, geopolitik, hingga psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi volatilitas adalah sebagai berikut ini!

1. Pertumbuhan ekonomi

Pasar cenderung stabil saat ekonomi tumbuh dengan konsisten.

Namun, ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi bisa meningkatkan volatilitas, seperti perubahan dalam proyeksi pertumbuhan GDP, data ketenagakerjaan, dan indikator ekonomi lainnya.

Tingkat inflasi yang tinggi bisa mengakibatkan ketidakstabilan harga dan meningkatkan volatilitas, karena investor mencari perlindungan terhadap inflasi yang dapat memengaruhi harga aset.

Kebijakan suku bunga dari bank sentral berpengaruh pada investasi dan pinjaman, sehingga perubahan suku bunga dapat memicu fluktuasi pasar dengan dampak seperti menurunnya minat investor terhadap saham dan obligasi atau sebaliknya.

4. Kebijakan moneter dan fiskal

Kebijakan pemerintah dan bank sentral, seperti perubahan suku bunga, stimulus fiskal, atau kebijakan kuantitatif, memiliki dampak signifikan terhadap pasar dan dapat mempengaruhi volatilitas.

1. Ketegangan politik

Konflik antar negara atau ketidakstabilan politik bisa mengguncang pasar dengan menciptakan ketidakpastian terkait kebijakan luar negeri, sengketa wilayah, atau perubahan pemerintahan. Hal ini dapat memicu fluktuasi harga aset.

2. Perang dan konflik

Peristiwa seperti perang atau ketidakstabilan geopolitik dapat memicu volatilitas.

Alasannya, karena investor cenderung mencari perlindungan dan mengalihkan portofolio mereka, yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan.

Gempa bumi, badai, atau pandemi berpotensi tinggi mengganggu pasar.

Hal ini dikarenakan bencana alam dapat menghambat produksi, mengganggu rantai pasokan, serta memengaruhi sentimen investor.

Krisis keuangan global atau regional, seperti yang terjadi pada tahun 2008, bisa menyebabkan fluktuasi tajam di pasar.

Ketidakstabilan sistem keuangan, kebangkrutan perusahaan besar karena kinerja perusahaan yang buruk, atau ketidakpastian faktor ekonomi dan politik dapat memicu volatilitas yang tinggi.

Sentimen investor seperti perasaan khawatir atau optimis bisa mengubah pasar dengan cepat.

Contohnya, saat muncul berita buruk mengenai suatu sektor ekonomi, investor akan cenderung menjual saham, yang pada gilirannya bisa memperkuat volatilitas pasar.

Ternyata, ketidakpastian mengenai masa depan dan instabilitas politik juga memiliki dampak signifikan pada kepercayaan pasar.

Saat pelaku pasar merasa tidak yakin mengenai arah pasar, mereka cenderung mengambil tindakan yang memperkuat volatilitas.

Perubahan dalam sentimen terhadap pemerintahan, kebijakan moneter, atau kondisi global juga mampu mempengaruhi harga aset.

3. Perilaku spekulatif

Perilaku spekulatif para trader dan investor turut memperkuat fluktuasi harga.

Saat terjadi spekulasi besar-besaran, seperti short-selling atau pembelian berlebihan, pasar bisa mengalami perubahan tajam.

Dengan demikian, perilaku spekulatif ini menciptakan volatilitas yang sulit untuk diprediksi.

Bagaimana Menghitung Volatilitas

Volatilitas sering dihitung menggunakan varians dan deviasi standar. Simpangan baku adalah akar kuadrat dari varian.

Sederhananya, anggaplah kita memiliki harga penutupan saham bulanan $ 1 hingga $ 10. Misalnya, bulan pertama $ 1, bulan kedua $ 2, dan seterusnya. Untuk menghitung varian, ikuti lima langkah di bawah ini:

1. Temukan rata-rata kumpulan data. Ini berarti menambahkan setiap nilai, lalu membaginya dengan jumlah nilai. Jika kita menambahkan, $ 1, ditambah $ 2, ditambah $ 3, sampai $ 10, kita mendapatkan $ 55.

Ini dibagi 10, karena kita memiliki 10 angka dalam kumpulan data . Ini memberikan harga rata-rata, atau rata-rata, $ 5,50.

2. Hitung selisih antara setiap nilai data. Ini sering disebut deviasi. Misalnya, kita ambil $ 10 – $ 5,50 = $ 4,50, lalu $ 9 – $ 5,50 = $ 3,50. Ini berlanjut hingga nilai data pertama kami sebesar $ 1. Angka negatif diperbolehkan. Karena kita membutuhkan setiap nilai, perhitungan ini sering dilakukan dalam spreadsheet.

3. Kuadratkan penyimpangannya. Ini akan menghilangkan nilai negatif.

4. Tambahkan deviasi kuadrat bersama. Dalam contoh kita, ini sama dengan 82,5.

5. Bagilah jumlah penyimpangan kuadrat (82,5) dengan banyaknya nilai data.

Baca: Investor Institusional dan Investor Ritel, Apa Bedanya?

Dalam kasus ini, varian yang dihasilkan adalah $ 8,25. Akar kuadrat diambil untuk mendapatkan simpangan baku. Ini sama dengan $ 2,87. Yang kemudian memunculkan ukuran risiko, dan menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebar di sekitar harga rata-rata. Akhirnta memberi para trader gambaran tentang seberapa jauh harga dapat menyimpang dari rata-rata.

Jika harga diambil sampelnya secara acak dari distribusi normal, maka sekitar 68% dari semua nilai data akan berada dalam satu deviasi standar. Sembilan puluh lima persen dari nilai data akan termasuk dalam dua standar deviasi (2 x 2,87 dalam contoh kami), dan 99,7% dari semua nilai akan termasuk dalam tiga standar deviasi (3 x 2,87). Dalam kasus ini, nilai $ 1 hingga $ 10 tidak didistribusikan secara acak pada kurva lonceng.

Mereka didistribusikan secara seragam. Oleh karena itu, persentase 68% –95% º – 99,7% yang diharapkan tidak berlaku. Terlepas dari batasan ini, deviasi standar masih sering digunakan oleh trader, karena kumpulan data pengembalian harga sering kali lebih menyerupai distribusi normal (kurva lonceng) daripada dalam contoh yang diberikan.

Tips Menghadapi Volatilitas

Dalam menghadapi volatilitas, investor perlu memahami bahwa volatilitas adalah bagian dari investasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memiliki strategi investasi yang jelas dan selalu melakukan diversifikasi aset. Selain itu, investor juga perlu selalu mengikuti perkembangan pasar dan memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volatilitas.

Volatilitas adalah ukuran statistik penyebaran pengembalian untuk sekuritas atau indeks pasar tertentu. Dalam kebanyakan kasus, semakin tinggi volatilitas, semakin berisiko keamanannya. Volatilitas sering diukur sebagai deviasi standar atau varians antara pengembalian dari sekuritas atau indeks pasar yang sama.

Di pasar sekuritas, volatilitas sering dikaitkan dengan perubahan besar di kedua arah. Misalnya, ketika pasar saham naik dan turun lebih dari satu persen selama periode waktu yang berkelanjutan, itu disebut pasar yang “tidak stabil”. Ketidakstabilan aset adalah faktor kunci saat kontrak opsi harga.

Jenis-Jenis Volatilitas

Volatilitas dalam investasi umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu volatilitas historis dan volatilitas tersirat. Volatilitas historis, seperti namanya, merujuk pada volatilitas yang dihitung berdasarkan pergerakan harga di masa lalu. Sedangkan volatilitas tersirat adalah volatilitas yang diharapkan oleh pasar terhadap pergerakan harga aset di masa mendatang. Volatilitas ini biasanya dihitung menggunakan model matematis dan sering digunakan dalam penilaian opsi.

Apa perbedaan antara volatilitas dan risiko?

Volatilitas adalah ukuran fluktuasi harga atau pengembalian aset dari waktu ke waktu.

Makin tinggi volatilitas, makin besar perubahan harga yang mungkin terjadi. Risiko, di sisi lain, mengacu pada potensi kerugian atau bahaya yang dihadapi investor.

Risiko melibatkan faktor seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kebijakan, dan kondisi pasar.

Pengertian Volatilitas

Volatilitas merupakan indikator seberapa cepat dan dramatisnya perubahan harga suatu aset atau pasar keuangan dalam rentang waktu tertentu. Secara esensial, volatilitas mencerminkan tingkat risiko atau ketidakpastian yang terlibat dalam investasi atau perdagangan pada suatu aset atau pasar keuangan.

Umumnya, volatilitas diukur dalam bentuk persentase. Semakin tinggi nilai volatilitas, semakin besar kemungkinan terjadinya perubahan harga yang signifikan pada aset atau pasar keuangan yang sedang diamati.

Investor dan trader sering memperhatikan tingkat volatilitas saat membuat keputusan investasi. Mereka dapat menggunakan informasi tentang volatilitas untuk mengelola risiko, menentukan strategi trading, atau mengidentifikasi peluang investasi yang sesuai dengan toleransi risiko mereka.